Selamat Datang di faikblogshare.com, semoga bermanfaat dan menjadi amal saleh bagi kita semua.Aminn.^_^

Jumat, 30 November 2012

MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR DAN SELALU SEMANGAT MENGAPAI IMPIAN !!!




  Motivasi merupakan pendorong utama perilaku seseorang dalam suatu aktifitasnya sehari-hari. Seorang pekerja maupun pelajar menjadi rajin atau tidak rajin, kreatif atau tidak kreatif, dapat ditelusuri lewat motivasi yang ada di dalam dirinya.

Definisi Motivasi

  Menurut Ellen A. Benowitz, motivasi adalah “kekuatan yang menyebabkan individu bertindak dengan cara tertentu. Orang punya motivasi tinggi akan lebih giat bekerja, sementara yang rendah akan sebaliknya.” John R. Schemerhorn, et.al. mendefinisikan motivasi sebagai “mengacu pada pendorong di dalam diri individu yang berpengaruh atas tingkat, arah, dan gigihnya upaya seseorang dalam pekerjaannya.” Laurie J. Mullins mendefinisikan motivasi sebagai “arahan dan kegigihan tindakan.”

  Motivasi menurut Martin Covington adalah  
“... deals with the why of behavior: Why for example, do individuals choose to work on certain tasks and not on others: why do they exhibit more or less energy in the pursuit of these tasks and why do some people persist until the task is completed, whereas others give up before they really starts, or in some cases pursue more elegant solutions long after perfectly sensible answers have presented theselves.”

  Definisi lain mengenai motivasi diajukan oleh Jere E. Brophy. Menurut Brophy, motivasi adalah “
... a theoretical construct used to explain the initiation, direction, intensity, persistence, and quality of behavior, especially goal-directed behavior. Motives are hypotetical constructs used to explain why people are doing what they are doing.”

  Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu:

 1) kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang;
 2) keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan; 
 3) Tingkat kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang.

  Thursan Hakim (2000 : 26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.

  Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. 


  Selanjutnya, Jere E. Brophy mengutarakan bahwa “... motivation is subjective and focused on the reasons behind our choices and actions.”
Bagi Brophy, motivasi perlu dibedakan dengan tujuan maupun strategi. Ia memberi contoh, respon seseorang atas lapar (motivasi) adalah dengan pergi ke restoran (strategi) untuk mendapatkan makanan (tujuan). Hal yang senada dengan Brophy juga diujar oleh Donna Walker Tileston bahwa
“... motivation relates to the drive to do something. Motives are usually construed as relatively general needs or desires that energize people to initiate purposeful action sequences.
Sehubungan dengan dunia kerja maupun akademisi, terdapat 2 jenis motivasi yaitu :

a.    Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.

b.    Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.


  Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni :


1.    faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal,

2.    tujuan yang ingin dicapai,

3.    strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.



  Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh factor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut instrinsik sedangkan factor di luar diri disebut ekstrinsik.


  Faktor instrinsik berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan factor ekstrinsik dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pimpinan, kolega atau faktor-faktor lain yang kompleks.


  Berkaitan dengan proses belajar, motivasi belajar sangatlah diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat kalau aka mempunyai motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian di dalam proses pembelajaran (Linda S. Lumsden: 1994).

  Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuh. Ada juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru (Marx Lepper: 1988).

  Menurut Hermine Marshall Istilah motivasi belajar mempunyai arti yang sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Pendapat lain motivasi belajar itu ditandai oleh jangka panjang, kualitas keterlibatan di dalam pelajaran dan kesanggupan untuk melakukan proses belajar ( Carole Ames: 1990).

  Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan.

Tinjauan dari segi dunia kerja


Sehubungan dengan dunia kerja, terdapat 2 jenis motivasi yaitu :

(1) Motivasi Intrinsik

        Motivasi intrinsik berhubungan dengan reward nyata seperti gaji, keamanan posisi, promosi, kontrak, lingkungan kerja, dan kondisi kerja. Sebagian besar dari reward nyata ini ada di level organisasi dan berada di luar kewenangan manajer selaku individu.

(2) Motivasi Ekstrinsik. 

Motivasi ekstrinsik berhubungan dengan reward yang bersifat psikologis seperti kesempatan menggunakan kemampuan, rasa tertantang untuk berprestasi, menerima pujian, pengakuan positif, dan diperlakukan secara baik. Reward psikologis ini dapat diupayakan oleh manajer selaku individu karena berada di dalam kemampuannya


Teori-teori Motivasi Pemuasan


  Teori-teori motivasi pemuasan fokus pada penjelasan dan pemprediksian perilaku berdasarkan kebutuhan manusia. Alasan utama orang bertindak adalah demi memenuhi kebutuhan atau keinginannya untuk merasa puas. Sebab itu, penting memahami teori motivasi pemuasan (kebutuhan). Orang ingin puas dalam bekerja, dan mereka akan meninggalkan suatu perusahaan untuk melamar di perusahaan lain demi memenuhi kebutuhan mereka. Kunci suksesnya kepemimpinan adalah memenuhi kebutuhan para pekerja sementara mereka diharuskan mencapai tujuan organisasi.

  Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Harold Maslow – Maslow mengembangkan teori kebutuhannya tahun 1943. Teori tersebut ia bangun berdasarkan 4 asumsi (anggapan dasar) utama yaitu:

 (1) Hanya kebutuhan yang belum tercapai sajalah yang akan memotivasi orang; 
 (2) Kebutuhan orang tersusun dari yang paling mendasar hingga yang paling rumit; 
 (3) Orang tidak akan termotivasi untuk memuaskan kebutuhan tingkat tingginya jika yang di level bawahnya belum terpuaskan; dan 
 (4) Maslow mengasumsikan orang punya 5 klasifikasi kebutuhan, yang disajikan dalam pola hirarkis dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi.

  Teori hirarki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa orang termotivasi melalui 5 tingkat kebutuhan – fisiologis, keamanan, kepemilikan, penghargaan, dan aktualisasi diri, yang rinciannya :

Kebutuhan fisiologis – Merupakan kebutuhan dasar atau primer setiap orang yaitu udara, makanan, tempat berlindung, seks, dan penghindaran dari rasa takut.

Kebutuhan keamanan – Bilamana kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, individu lalu memperhatikan keselamatan dan keamanan dirinya.

Kebutuhan memiliki – Setelah memperoleh keselamatan, orang segera mencari kasih sayang, persahabatan, penerimaan, dan perasaan. Kebutuhan kepemilikan juga disebut kebutuhan sosial.

Kebutuhan penghargaan – Setelah kebutuhan sosial terpenuhi, individu fokus pada ego-nya, status, harga diri, pengakuan bagi apa yang ia miliki, dan perasaan percaya diri dan prestise.

Kebutuhan aktualisasi diri – Tingkat kebutuhan tertinggi adalah mencapai potensi penuh seseorang. Untuk melakukan ini, seseorang mengembangkan diri, berprestasi, dan memperoleh kemajuan tertentu di dalam hidupnya.


  Hirarki kebutuhan Maslow umumnya dipelajari di sektor psikologi dan bisnis karena ia menawarkan teori motivasi manusia yang cukup kaya dan kepastiannya di tingkat individu. Kendati begitu, karya Maslow dikritik karena tidak mempertimbangkan bahwa orang dapat berbeda tingkatan kebutuhannya bergantung kehidupannya masing-masing. Juga, Maslow tidak memperhatikan kenyataan bahwa orang dapat berbalik dari kebutuhan yang lebih tinggi ke arah kebutuhan yang lebih rendah.

  Kini, pengikut Maslow dan lainnya sadar bahwa kebutuhan tidak-lah sesederhana seperti 5 tingkatan yang ia susun. Asumsi Maslow kini telah diperbarui guna merefleksikan pandangan yang berbeda, dan banyak organisasi saat ini menggunakan variasi dari metode manajemen seperti ia tawarkan tahun 1943. Maslow juga diakui telah mempengaruhi sejumlah pakar seperti Douglas McGregor, Rensis Likert, dan Peter Drucker.

  Bagaimana teori hirarki kebutuhan Maslow diterapkan pada ranah organisasi atau perusahaan? Kira-kira gambaran piramidalnya sebagai berikut :


  Teori Dua Faktor – Teori 2 Faktor dikembangkan oleh Frederick Herzberg tahun 1960-an. Herzberg mengkombinasikan kebutuhan tingkat rendah ke dalam satu klasifikasi yang ia sebut Hygiene-Maintenance, dan kebutuhan tingkat tinggi ke dalam satu klasifikasi yang dia sebut Motivator. Teori Dua Faktor berpendapat bahwa orang termotivasi oleh motivator ketimbang faktor maintenance-hygiene.

  Bagi Herzberg, faktor maintenance-hygiene juga dapat disebut sebagai motivator yang bersifat ekstrinsik karena motivasi tersebut datang dari luar diri pekerja atau pekerjaan itu sendiri. Motivasi ekstrinsik ini termasuk gaji, keamanan pekerjaan, jabatan, kondisi kerja, jaminan perusahaan, dan hubungan kerja. Faktor-faktor ini berhubungan dengan hal memenuhi kebutuhan tingkat rendah.

  Bagi Herzberg pula, faktor Motivator disebut sebagai motivator intrinsik karena motivasi tersebut datang dari dalam diri pekerja melalui pekerjaan itu sendiri. Motivator instrinsik termasuk prestasi, pengakuan, tantangan, dan kemajuan. Faktor-faktor ini berhubungan dalam pemenuhan kebutuhan tingkat tinggi dan lebih baik dalam memberikan motivasi ketimbang faktor-faktor ekstrinsik. Jika seorang pekerja melakukan pekerjaan secara benar bahkan lebih dari yang diharapkan, maka reward akan diperoleh adalah pengumuman atasan atas prestasinya tersebut. Kira-kira demikian contoh dari motivasi intrinsik tersebut.

  Model motivasi Dua Faktor Herzberg didasarkan pada riset, yang menyatakan ketidaksetujuan atas pandangan tradisional yang menganggap  kepuasan dan ketidakpuasan berada selalu berada dalam posisi yang saling berseberangan pada satu kontinum (model satu dimensi). Bagi mereka, terdapat 2 kontinum: yaitu kontinum bukan tak puas oleh lingkungan (maintenance) hingga ke arah tak puas, dan dari terpuaskan oleh pekerjaan itu sendiri (termotivasi) hingga tak terpuaskan (tak termotivasi).

  Pekerja berada pada kontinum tidak puas hingga bukan tidak puas dengan lingkungannya. Herzberg berdalih bahwa sekadar menyediakan faktor maintenance (pemeliharaan) akan mempertahankan pekerja untuk tetap menjadi tidak puas, dan hal tersebut tidak akan membuat mereka terpuaskan atau memotivasi mereka.

  Sehubungan dengan faktor-faktor pemeliharaan, Herzberg yakin bahwa jika pekerja yang dianggap rendah kinerjanya lalu diberikan kenaikan gaji, maka mereka hanya akan beranjak ke posisi dari tak puas menjadi bukannya tak puas. Namun, setelah ditunggu sekian lama, pekerja tersebut tidak juga menunjukkan peningkatan kinerja. Hal ini terjadi karena perhatian hanya diberikan secara satu dimensi. Manajemen perlu pula memperhatikan faktor-faktor motivator agar menjadi tinggi sehingga pekerja menjadi termotivasi. Sehingga Herzberg berkata bahwa manajemen harus fokus pada satu-satunya motivator : Pekerjaan itu sendiri. Skema motivasi dari Herzberg sebagai berikut:

  Pandangan umum bahwa uang merupakan motivator menganggap bahwa uang berdampak lebih pada sejumlah orang ketimbang lainnya, dan ia akan memotivasi sejumlah pekerja. Kendati demikian, uang bukan satu-satunya yang memotivasi pekerja untuk bekerja lebih keras. Pernahkah anda beroleh kenaikan gaji? Apakah dengan kenaikan tersebut, anda lebih termotivasi sehingga rajin bekerja dan produktif? Uang memiliki batasan dalam kemampuannya memotivasi. Berapa banyak guru yang sudah tersertifikasi tetapi tetap tidak juga menunjukkan peningkatan kinerjanya terhadap peserta didik?

  Teori Kebutuhan Diperoleh – Teori Kebutuhan Diperoleh berpendapat bahwa orang termotivasi oleh kebutuhan mereka baik karena untuk prestasi, kekuasaan, dan afiliasi. Teori ini secara garis besar sama dengan teori prestasi (nAch) dari David McClelland. Namun, McClelland bukanlah satu-satunya penyumbang utama Teori Kebutuhan Diperoleh ini. Selain McClelland, teori ini juga dikembangkan oleh Henry Murray untuk kemudian diadaptasi oleh John Atkinson.

  Penting untuk pula memahami seberapa dekat hubungan antara sifat, perilaku, dan motivasi. Kebutuhan Diperoleh juga secara luas diklasifikasikan sebagai bentuk hubungan antara sifat dengan motivasi sejak McClelland dan lainnya yakin bahwa kebutuhan sesungguhnya lebih didasarkan pada sifat personal seseorang. Setiap orang punya tingkat kebutuhan yang berbeda-beda. 

  Kebutuhan afiliasi McClelland secara esensial sama dengan kebutuhan kepemilikan dari Maslow; kekuasaan dan prestasi berhubungan dengan perhargaan, aktualisasi diri, dan perkembangan diri. Teori motivasi McClelland tidak memasukkan kebutuhan tingkat rendah seperti fisiologis dan keamanan.
Teori Kebutuhan Diperoleh menyatakan bahwa semua orang punya kebutuhan untuk berprestasi, berkuasa, dan berafiliasi, tetapi berbeda derajatnya. 

  Terdapat sejumlah fenomena yang mengindikasikan bahwa pria cenderung lebih berorientasi pada prestasi dan kekuasaan sementara perempuan cenderung lebih berorientasi hubungan. Sejumlah gagasan dasar bagi pemotivasian pekerja harus didasarkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dominan mereka, dalam mana:

-   Memotivasi pekerja dengan nAch tinggi. Berikan mereka tugas yang menantang dan bersifat tidak rutin, dengan tujuan yang jelas dan bisa dicapai. Berikan mereka umpan balik yang sering dan cepat mengenai kinerja yang mereka tunjukkan. Secara terus-menerus, tingkatkan pertanggungjawaban mereka dalam melakukan hal baru.

- Memotivasi pekerja dengan nPow (berkuasa) tinggi. Biarkan mereka berencana dan mengendalikan pekerjaan mereka sebisa mungkin. Coba libatkan mereka dalam pengambilan keputusan, utamanya tatkala mereka terkena dampak dari keputusan tersebut. Mereka cenderung menunjukkan kinerja terbaiknya sendiri ketimbang bersama anggota tim. Coba tempatkan mereka pada keseluruhan pekerjaan, bukan sebagian dari pekerjaan.

-  Memotivasi pekerja dengan nAff (afiliasi) tinggi. Pastikan mereka bekerja sebagai bagian dari tim. Mereka merinci kepuasannya sendiri atas orang lain dengan mana mereka bekerja ketimbang dari pekerjaan itu sendiri. Berikan mereka pujian dan pengakuan yang besar. Delegasikan pertanggungjawaban untuk melakukan orientasi dan pelatihan pekerja baru pada mereka.

Teori-teori Motivasi Proses

  Teori-teori motivasi proses fokus pada upaya memahami bagaimana pekerja menentukan perilakunya dalam upaya memenuhi kebutuhan mereka. Teori-teori motivasi proses lebih rumit ketimbang teori-teori motivasi pemuasan. Teori-teori motivasi pemuasan secara sederhana difokuskan pada pengidentifikasian dan pemahaman atas kebutuhan manusia. Teori-teori motivasi proses beranjak lebih jauh dengan berupaya memahami mengapa orang punya kebutuhan yang berbeda, mengapa mereka perlu perubahan, bagaimana dan mengapa orang memilih mencoba memuaskan kebutuhannya dengan aneka cara, proses-proses mental manusia saat mereka coba memahami situasi, dan bagaimana mereka menilai kepuasan atas kebutuhannya sendiri.

Teori Equitas – Pekerja ingin diperlakukan secara adil. Jika pekerja mengira keputusan organisasi dan tindakan manajerial tidak adil, maka mereka akan mengalami rasa marah dan dendam. Pekerja harus yakin bahwa mereka diperlakukan secara adil jika mereka mau bekerja bersama secara efektif. Teori Ekuitas sesungguhnya merupakan teori motivasi dari J. Stacy Adams, di mana pekerja dikatakan termotivasi untuk mencari kesamaan sosial dalam hal reward yang mereka terima (output) bagi kinerja yang mereka tunjukkan (input). Teori Equitas berpendapat bahwa orang termotivasi tatkala mereka menganggap input sama dengan output.

  Lewat proses teori equitas, orang memperbandingkan input mereka (upaya, pengalaman, senioritas, status, kecerdasan) dan output (pujian, pengakuan, gaji, keuntungan, promosi, peningkatan status, dukungan supervisor) dengan apa yang berlaku pada pekerja lain.

  Individu lain yang kesetaraannya berusaha seorang pekerja perbandingkan dapat berupa rekan kerja atau kelompok kerja yang sama atau berbeda organisasi, bahkan dalam situasi yang hipotesis (“seandainya ....”). Kata yang kerap digunakan dalam konteks kesetaraan ini adalah anggapan bukan aktual dari input dan output. Orang lain mungkin menganggap bahwa Equitas (kesamaan) adalah ada sehingga menyatakan bahwa orang yang mengeluh tentang ketidaksetaraan adalah salah.

  Distribusi gaji yang equitable (sama) adalah penting bagi organisasi. Sayangnya, banyak pekerja cenderung menginflasikan (melebih-lebihkan) upaya atau kinerja mereka tatkala diperbandingkan dengan orang lain. Pekerja juga cenderung menganggap rendah apa yang orang lain capai. Pekerja bisa jadi sangat termotivasi dan terpuaskan hingga suatu saat mereka menemukan situasi di mana orang lain menerima lebih baik ketimbang mereka di posisi yang setara.

  Perbandingan dengan orang lain membawa seseorang pada tiga kesimpulan: 

(1) pekerja underrewarded (kurang dihargai); 
(2) pekerja overrewarded (dihargai secara berlebihan); dan 
(3) pekerja equitably rewarded (dihargai sebagaimanamestinya).

  Teori Ekspektansi – Teori Ekspektansi didasarkan pada rumus Victor Vroom yaitu motivasi = ekspektansi x instrumentalitas x valensi. Teori Ekspektansi berpendapat bahwa orang termotivasi tatkala mereka yakin bahwa ketika mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya, mereka akan mendapat reward, dan reward tersebut akibat mereka melakukan tugas sebanding dengan usahanya.
Teori ini berdasar pada asumsi berikut: Baik faktor internal (kebutuhan) dan eksternal (lingkungan) berdampak pada perilaku; perilaku adalah keputusan individu; orang punya perbedaan kebutuhan, hasrat,  dan tujuan; dan orang membuat keputusan berdasarkan anggapan mereka terhadap hasil (outcome). Teori Ekspektansi terus populer hingga saat ini.

  Terdapat 3 variabel yang harus memenuhi syarat dalam rumus Vroom agar motivasi terjadi, yaitu :

- Ekspektansi (pengharapan) mengacu pada anggapan seseorang seputar kemampuannya (kemungkinannya) untuk menyelesaikan suatu tujuan. Umumnya, semakin tinggi pengharapan, semakin baik kesempatan munculnya motivasi. Tatkala pekerja tidak yakin bahwa mereka dapat menyelesaikan tujuan, mereka tidak akan termotivasi untuk mencobanya.

- Instrumentalitas mengacu pada keyakinan bahwa kinerja akan berujung pada reward. Umumnya, semakin tinggi instrumentalitas seseorang, semakin besar kesempatan munculnya motivasi. Jika pekerja yakin mendapat reward,  maka pada diri mereka akan muncul motivasi. Tatkala mereka tidak yakin, pekerja tidak akan termotivasi. Contoh, Jokoy yakin ia akan menjadi manajer yang baik dan ingin beroleh promosi. Kendati demikian, Jokoy punya kendali lain di luar dirinya yang menyatakan bahwa promosi hanya bisa dicapai melalui kerja keras. Jokoy benci kerja keras. Dengan demikian, Jokoy tidak akan termotivasi untuk bekerja demi promosi tersebut.

- Valensi mengacu pada nilai yang seseorang posisikan selaku hasil atau reward. Umumnya, semakin tinggi nilai (pentingnya) suatu outcome (hasil) atau reward, semakin baik kesempatan munculnya motivasi. Contoh, seorang supervisor bernama Gadissa, ingin seorang pekerja bernama Cantika, untuk bekerja keras. Jika Cantika ingin beroleh promosi, ia mungkin akan termotivasi. Kendati begitu, jika suatu promosi tidak penting bagi Cantika, promosi tersebut tidak akan memotivasi Cantika.

  Teori Tujuan – Riset yang diadakan oleh E.A. Locke dan sejawatnya menyingkap bahwa latar belakang suatu tujuan punya efek positif atas motivasi dan kinerja. Prestasi tinggi akan memotivasi individu untuk secara konsisten terlibat dalam perancangan tujuan. Teori Tujuan berpendapat bahwa tujuan spesifik dan rumit akan memotivasi orang. Perilaku kita punya tujuan yang mana biasanya demi memenuhi kebutuhan. Sasaran memberi kita pemahaman akan tujuan sebagaimana pada mengapa kita bekerja untuk memenuhi tugas yang diberikan.

Teori Penguatan

  Seorang teoretisi penguatan bernama Burrhus Frederic Skinner, menyatakan bahwa untuk memotivasi pekerja tidaklah perlu-perlu amat mengidentifikasi dan memahami kebutuhan (teori motivasi pemuasan) atau juga tidak perlu-perlu amat memahami bagaimana pekerja memilih perilaku guna memenuhi kebutuhan tersebut (teori motivasi proses). Apa yang manajer perlu untuk lakukan hanyalah memahami hubungan antara pemberian perilaku tertentu dan akibat-akibat yang ditimbulaknnya, untuk kemudian merancang suatu kontijensi yang menguatkan perilaku yang diinginkan dan menghentikan perilaku yang tidak diinginkan.
Teori Penguatan berpendapat bahwa melalui akibat-akibat dari suatu perilaku, orang akan termotivasi untuk berbuat dengan cara yang sudah ditentukan sebelumnya. Teori penguatan menggunakan modifikasi perilaku (penerapan teori penguatan agar pekerja melakukan apa yang pemberi perilaku ingin mereka lakukan) dan kondisi operasi (jenis dan jadual penguatan). Skinner menyatakan bahwa perilaku dapat dipelajari lewat pengalaman seseorang akan akibat positif ataupun negatif dari suatu perilaku. Tiga komponen dalam kerangka Skinner sebagai berikut :


  Metaanalisis rises empiris terkini selama lebih 20 tahun menemukan bahwa teori penguatan mampu meningkatkan kinerja sebesar 17%. Sebab itu, teori penguatan dapat dijadikan prediktor (penentu) yang konsisten atas perilaku kerja. Dalam bagan di atas, perilaku adalah fungsi dari akibat-akibatnya sendiri. Pekerja belajar apa perilaku yang harus mereka tunjukkan, dan bukan yang mereka kehendaki sebagai hasil atau akibat atas pemberian perilaku tertentu.
Jenis-jenis Penguatan

Positif – Suatu metode pemberdayaan perilaku secara terus-menerus adalah dengan menawarkan akibat yang menarik (reward) bagi kinerja yang diinginkan. Contoh, seorang pekerja datang ontime untuk rapat dan diberi reward oleh manajer berupa ucapan terima kasih. Pujian digunakan guna melakukan penguatan. Penguatan lainnya adalah gaji, promosi, cuti, dan peningkatan status. Penguatan positif merupakan hasil dari hasil positif, dan merupakan motivator terbaik bagi peningkatan produktivitas. Pemberian pujian merupakan bentuk penguatan positif.

Penghindaran – Penghindaran juga disebut penguatan negatif. Sebagaimana dengan penguatan positif, pekerja diberdayakan untuk meneruskan perilaku yang diinginkan. Pekerja menghindari akibat-akibat negatif. Contoh, seorang pekerja tepat waktu untuk rapat guna menghindarkan diri dari penguatan negatif, seperti teguran atau dijewer telinganya oleh atasan. Aturan didesain agar pekerja menghindari perilaku tertentu. Kendati begitu, aturan bukanlah penghukuman. Penghukuman diberikan hanya jika aturan dilanggar. Penghindaran ada di dalam sisi pekerja, di mana mereka berusaha menghindar dari situasi yang tidak mereka inginkan.

Pemusnahan – Ketimbang memberdayakan perilaku yang diinginkan, pemusnahan merupakan upaya mengurangi atau menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan dengan menahan penguatan tatkala perilaku muncul. Contoh, seorang pekerja yang telat untuk rapat tidak diberi reward dengan pujian. Atau manajer menahan reward nilai, seperti penaikan upah, hingga saat pekerja menampilkan kinerja sesuai standar. Dari cara pandang lainnya, manajer yang tidak mereward suatu kinerja baik yang ditunjukkan pekerja dapat berakibat musnahnya perilaku tersebut. Dengan kata lain, jika anda mengabaikan kinerja pegawai yang baik, kinerja baik tersebut akan terhenti akibat pekerja berpikir “mengapa saya harus melakukan kinerja bagus jika reward tidak kudapatkan?”

Penghukuman – Penghukuman digunakan untuk menyediakan akibat-akibat tidak diinginkan dari perilaku yang tidak diharapkan. Contoh, seorang pekerja telat untuk rapat kemudian ditahan oleh pimpinan dan ‘dikeramas.’ Bahwa dengan penghindaran tidak ada penghukuman aktual; maka dianggap tindakan penghukuman saja yang mampu mengendalikan perilaku. Metode lain penghukuman adalah pencabutan hak istimewa, skorsing, denda, demosi, dan pemecatan. Penggunaan penghukuman dapat mengurangi perilaku yang tidak diinginkan; tetapi ia tetap tidak akan menghalangi perilaku tidak diinginkan lainnya untuk muncul seperti moral kerja yang rendah, produktivitas yang rendah, dan tindakan seperti pencurian dan sabotase. Penghukuman bersifat kontroversial dan merupakan metode yang paling kurang efektif dalam memotivasi pekerja. 

Sumber Referensi :



(*) Ellen A. Ellen A. Benowitz, Principles of  Management (New York: Hungry Minds, 2001).Benowitz, p.127.

(*) John R. Schemerhorn, James G. Hunt, Richard N. Osborn, Organizational Behavior, 7th Edition (Phoenix : John Wiley & Sons, 2002) , p.147.
(*) Laurie J. Mullins, Management and Organisational Behavior, 7th Edition, (Essex: Pearson Education Limited, 2005) p.471.
(*) Martin V. Covington, Making the Grade: A Self-Worth Perspective on Motivation and School Reform, (New York: Cambridge University Press 1992) p.12-3. Lihat juga Robert J. Marzano, What Works in School: Translating Research into Action, (Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development, 2003) p.144.
(*) Jere E. Brophy, Motivating Student to Learn, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc, 2004) p. 4.
(*) Donna Walker Tileston, What Every Teacher Should Know about Student Motivation, (California: Corwin Press, 2004) p.2-5.
(*) Robert N. Lussier and Christopher F. Achua, Leadership: Theory, Application, and Skill Development, 4th Edition (Mason: South-Western Cengage Learning, 2010)  p.81.
(*) Laurie J. Mullins, op.cit. Jika diseling dengan footnote lain, tulisan ini mendasarkan dirinya pada Mullins ini.
(*
http://bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa.html

Kamis, 29 November 2012

ANTARA CINTA DAN INTROSPEKSI DIRI


  Sufyan berkata; " Cinta adalah mengikuti jejak Rasulullah saw. " Yang lain berkata: " Cinta adalah selalu zikir ( menyebut-nyebut yang dicintai ). Yang lain lagi berkata: " Mengutamakan zat yang dicintai. " Sebagian Ulama berkata: " Orang-orang yang cinta ( Allah ) tidak suka tetap didunia." Semua ini mengisyaratkan pada buah-buah cinta. Sementara mengenai hakekat cinta, mereka tidak menjelaskannya. Sebagian Ulama berkata: "Kecintaan merupakan makna dari yang dicintai, yang mengalahkan hati untuk bisa menemukannya dan lidah menjadi tidak memiliki kata-kata untuk dapat mengungkapkannya."

  Al-Junaid berkata: "Allah swt. mengharamkan kecintaan atas orang yang memiliki 'alaqah (hubungan hati dengan selain Allah)." Dia juga berkata: "Setiap kecintaan adalah karena imbalan, karenanya ketika imbalan itu hilang, maka hilang pula kecintaan." Dzun-Nun berkata: "Katakanlah kepada orang yang memperlihatkan kecintaan kepada Allah: " Takutlah Anda akan hina karena mencintai selain Allah." Dikatakan kepada Syubali: "Jelaskanlah pada kami mengenai orang arif (ma'rifat kepada Allah) dan orang yang cinta." Dia berkata: "Orang arif kalau berbicara, ia akan celaka, dan Orang yang cinta kalau diam, ia juga akan celaka." As-Syubali bersyair:

  " Wahai Tuhan Yang Maha Mulia, kecintaan kepada-Mu bersemi diantara isi perut (mendarah daging).
    Wahai Tuhan yang menghilangkan tidur dari pelupuk-pelupuk mata, terhadap apa yang terjadi pada diriku, Engkau adalah Maha Mengetahui."

  Penyair lain mengungkapkan dalam bait-bait syairnya:

  " Aku heran pada orang yang berkata, aku mengingat kecintaanku, apakah aku akan lupa lalu ingat terhadap apa yang aku lupa.
    Aku mati apabila aku mengingat-Mu kemudian aku hidup, dan seandainya tidak karena kebaikan prasangka tentu aku tidak akan hidup.
    Maka aku hidup dengan harapan cinta dan aku mati karena sangat rindu, berapa kali aku hidup atas nama Engkau dan berapa kali pula aku mati.
     Aku minum madu cinta segelas demi gelas, tetapi minuman itu tidak kunjung habis dan aku pun tidak pernah merasa puas.
     Hendaklah kiranya khayalannya terpancang pada mataku, lalu jika aku memendekkan pandanganku, aku akan menjadi buta."

  Pada suatu hari Rabi'ah Adawiyah berkata: "Siapakah yang akan menunjukkan kepada kami pada kekasih kami?" Seorang pelayan perempuannya berkata: "Kekasih kita selalu bersama kita? Tetapi hanya saja dunia telah memutuskan kita dari-Nya." Ibnu Jala' berkata: " Allah swt. memberikan wahyu kepada Nabi Isa as.: Sesungguhnya apabila Aku menjenguk hati seseorang hamba, lalu tidak Aku temukan didalamnya kecintaan terhadap dunia maupun akherat, tentu Aku memenuhinya dengan kecintaan-Ku dan Aku kuasai ia dengan pemeliharaan-Ku." Pernah dikatakan: "Pada suatu hari Samnun berbicara tentang kecintaannya. Ketika itulah seekor burung hinggap didepannya. Lalu tidak henti-hentinya burung itu mematuk-matuk bumi dengan paruhnya, sehingga mengalirlah darah darinya dan mati."

  Ibrahim bin Adham berkata: " Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau mengetahui sesungguhnya surga tidak mengimbangi sebuah sayap nyamuk dalam pandanganku, dibandingkan dengan kecintaan kepada-Mu yang Engkau berikan sebagai kemuliaan padaku, dan membuatku merasa tentram dengan zikir kepada-Mu serta membuatku selalu tafakkur dalam keagungan-Mu."

  As-Sari ra. berkata: " Barangsiapa yang cinta kepada Allah, maka dia akan hidup, dan barangsiapa yang condong kepada dunia, dia akan linglung seperti orang tolol berangkat pagi dan kembali sore dalam kesia-siaan, sementara orang yang berakal selalu meneliti akan kekurangan-kekurangan."

  Adapun mengenai introspeksi diri, menghisab dan meneliti diri sendiri ( muhasabatun nafsi ), Allah swt. telah memerintahkan hal itu dengan firman-Nya: " Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akherat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)

  Ayat ini mengisyaratkan untuk melakukan introspeksi, evaluasi dan meneliti amal-amal yang telah berlalu. Karena itulah Umar ra. berkata: "Hitunglah diri Anda sendiri sebelum dihisab dan timbanglah diri Anda sebelum Anda ditimbang."

  Dalam sebuah hadits disebutkan, sesungguhnya Nabi Muhammad saw. didatangi seorang laki-laki dan berkata:" Ya Rasulullah, berilah aku wasiat." Beliau bersabda: "Apakah Anda minta wasiat?" Laki-laki berkata:"Ya". Beliau bersabda:" Kalau Anda ingin melakukan sesuatu lihatlah akibatnya. Kalau benar teruskanlah, dan kalau sesat berhentilah."

  Dalam hadits lain disebutkan: "Bagi orang yang berakal, hendaklah setiap kali empat jam, menjadikan satu jam sebagai waktu untuk melakukan penelitian terhadap diri sendiri. Allah swt. berfirman: "Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS. An-Nur:31)

  Tobat adalah memandang pada perbuatan setelah selesai dari perbuatan itu lalu menyesalinya. Nabi Muhammad saw. bersabda: " Sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah swt. dan bertobat kepada-Nya dalam sehari seratus kali."

  Dan Allah swt. berfirman: " Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka seketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya." (QS. Al-A'raf: 201)

  Sesungguhnya Umar ra. pernah memukul kedua telapak kakinya dengan cambuk, ketika malam menyelimutinya dan berkata kepada dirinya sendiri, "Apa yang Anda kerjakan hari ini?"

  Maimun bin Mahran berkata: "Seorang hamba tidak akan termasuk orang-orang yang bertaqwa sehingga dia menghitung dirinya dengan lebih cermat daripada menghitung mitra dagangnya (sekutunya), karena dua orang yang bersekutu akan saling mengadakan perhitungan setelah pekerjaan masing-masing."

  Diriwayatkan dari Aisyah ra. berkata: " Sesungguhnya Abu Bakar ra. berkata padanya menjelang kematiannya: " Tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai dari manusia ini daripada Umar." Kemudian dia berkata lagi kepada Aisyah ra.: " Bagaimana aku tadi telah berkata?" Lalu Aisyah menirukan kepadanya apa yang telah dia katakan. Lalu Abu Bakar berkata:" Tidak ada seorang pun yang lebih mulia disampingku daripada Umar." Perhatikanlah bagaimana dia berpikir setelah selesai dari sebuah kalimat, dia angan-angan dan lalu dia ganti dengan kalimat yang lain.

  Disebutkan dalam hadits mengenai Abi Thalhah, ketika ia dilengahkan seekor burung dalam sholatnya, dia lalu merenungkannya. Akhirnya dia menjadikan pagarnya sebagai sedekah untuk Allah swt. dia menyesalinya dan mengharap pengganti dari apa yang terlanjur ditinggalkan. Dan dalam cerita Ibnu Salam dikatakan, bahwa sesungguhnya dia telah memikul sebendel kayu bakar. Lalu dikatakan padanya: " Hai Abu Yusuf, dirumah Anda telah ada pelayan-pelayan, mengapa Anda melakukan hal ini sendiri." Dia berkata: " Aku ingin menguji nafsuku, apakah dia menentangnya?" Al-Hasan berkata: "Orang mukmin selalu menegakkan dirinya sendiri. Dia akan selalu menghitungnya karena Allah. Sesungguhnya akan diringankan hisab atas suatu kaum yang selalu menghisab (mengevaluasi) dirinya didunia, dan sesungguhnya akan diberatkan hisab pada hari kiamat atas suatu kaum yang hanya mengambil pekara ini dengan tanpa melakukan evaluasi dan perhitungan."

  Kemudian Hasan menerangkan mengenai arti perhitungan: " Sesungguhnya ketika seorang mukmin terkejut dan kagum akan sesuatu. lalu dia berucap: " Demi Allah, sesungguhnya Anda (sesuatu) sangat mengagumkan aku dan sesungguhnya Anda termasuk diantara kebutuhanku. tetapi jauh sekali, antara aku dan Anda terdapat penghalang." Yang demikian ini merupaka suatu bentuk perhitungan sebelum mengerjakan sesuatu. Kemudian dia berkata: " Dan meninggalkan sesuatu, lalu dia kembali pada dirinya dan berkata: "Apa yang Anda kehendaki dengan ini. Demi Allah, aku tidak memiliki alasan untuk melakukan hal ini. Demi Allah, aku tidak akan mengulangi untuk selamanya, Insya Allah."

  Anas bin Malik ra. berkata: Pada suatu hari Aku mendengar Umar bin Khatab ra. ketika aku dan dia keluar bersama-sama. Lalu dia masuk kedalam sebuah pagar dan aku mendengar dia berkata, sementara anatara aku dan dia terdapat tembok dan dia berada didalam pagar, Umar bin Khatab adalah Amirul Mukminin: "Aduh, aduh, demi Allah, sungguh hendaklah Anda bertaqwa kepada Allah atau (bila tidak) Dia akan menyiksa Anda."

  Hasan berkata mengenai firman Allah swt. : " Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)." (QS. Al-Qiyamah: 2), Dia berkata: " Seorang mukmin tidak akan menemukan sesuatu, kecuali ia mencela dirinya sendiri, dan berkata: " Apa yang Anda kehendaki dengan pembicaraanku, makananku, dan apa pula yang Anda kehendaki dengan minumanku?" Sedangkan orang yang menyeleweng selalu melangkahkan kakinya dengan tanpa pernah mencela dirinya."

  Malik bin Dinar berkata: " Semoga Allah memberi rahmat kepada seorang hamba yang berkata kepada dirinya: 'Bukankah Anda memiliki begini.' Kemudian dia mencela dan mengendalikan serta menundukannya kepada kitab Allah swt. maka hal itu akan menjadi pembimbingnya." Hal ini termasuk di antara mencela diri sendiri."

  Maimun bin Mahran berkata: "Orang yang bertaqwa lebih detail dalam meneliti dirinya daripada seorang sultan yang menganiaya dan dari mitra berserikat yang sangat kikir." Ibrahim At-Tamimi berkata: " Aku membayangkan diriku di surga. Aku makan buah-buahannya dan minum air sungai-sungainya serta memeluk gadis-gadisnya. Kemudian membayangkan diriku di neraka, aku makan pohon zaqum dan minum nanah, darah serta mengahadapi rantai dan belenggunya. Aku berkata pada diriku: ' Hai diri, manakah yang Anda inginkan? 'Aku berkata: 'Aku ingin kalau aku dikembalikan  ke dunia, lalu aku beramal saleh. ' Aku berkata: ' Kalau begitu Anda berada dalam angan-angan kosong, maka beramallah.'"

  Malik bin Dinar berkata, aku mendengar Al-Hajjaj berkhutbah: " Mudah-mudahan Allah memberi rahmat kepada orang yang selalu meneliti diri sendiri, sebelum penelitian itu dilakukan orang lain; Mudah-mudahan Allah memberi rahmat kepada orang yang memegang teguh kendali amal perbuatannya, lalu memperhatikan sesungguhnya apa yang dia kehendaki dengan amal itu; Mudah-mudahan Allah memberi rahmat pada orang yang memperhatikan takarannya; Dan mudah-mudahan Allah memberi rahmat pada orang yang memperhatikan timbangannya." Tidak henti-hentinya dia berkata begitu sehingga membuatku menangis.

Rabu, 28 November 2012

ANTARA KEIMANAN DAN KEMUNAFIKAN


  Ketahuilah, sesungguhnya kesempurnaan iman adalah dengan membenarkan keesaan Allah swt., membenarkan apa yang dibawa oleh para Rasul shalawatullaah 'alaihim, serta selalu meningkatakan amal-amal saleh. Allah swt. berfirman : " Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah swt., dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah swt., mereka itulah orang-orang yang benar. " (QS. Al-Hujarat : 15)

  Allah swt. berfirman : " ...Akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah kebaktian orang yang beriman kepada Allah swt, hari kemudian , malaikat-malaikat, kitab-kitab dan Nabi-nabi ... " (QS. Al-Baqarah : 177). Selanjutnya Dia mensyaratkan lagi dua puluh sifat berikutnya, seperti memenuhi janji dan sabar menghadapi penderitaan. Kemudian sebagai kelanjutannya Allah swt. berfirman lagi : " Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. " (QS. Al-Baqarah : 177)

  Allah swt. juga berfirman : " ...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat . Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. " (QS. Al-Mujadalah : 11). Dan Allah swt. berfirman : " Tidak sama diantara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Makkah), mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah Mengertahui apa yang kamu kerjakan. " (QS. Al-Hadid : 10). Dan Allah swt. juga berfirman : " Kedudukan mereka itu bertingkat-tingkat disisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. " (QS. Ali-Imron : 163)

  Nabi Muhammad saw. bersabda : " Iman itu telanjang, sedangkan pakaiannya adalah ketaqwaan. " Nabi saw. bersabda : Iman itu ada tujuh puluh bab lebih, yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalan."  Hal ini merupakan dalil yang menunjukkan adanya hubungan kesempurnaan iman dengan amal.

  Sedangkan dalam kaitannya dengan hubungan terbebasnya iman dari kemunafikan dan syirik yang samar, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. : " Empat hal, apabila ada pada diri seseorang, maka dia adalah orang munafik murni walupun ia berpuasa dan melaksanakan sholat. Dan sekalipun dia menyangka kalau dirinya orang yang beriman. Yaitu, orang yang apabila berbicara, ia berdusta : Apabila berjanji, mengingkari :  Apabila dipercaya, ia berkhianat : Dan apabila bertengkar berlaku curang (keji)." Menurut sebagian riwayat : " Apabila berjanji, ia mengingkari." Nabi Muhammad saw. bersabda : " Sebanyak-banyak orang munafik umat ini adalah yang lebih pandai membaca (orang pandai)." Dalam hadits lain disebutkan : " Kemusyrikan lebih samar dalam umatku daripada perjalanan seekor semut pada batu-batu besar yang halus."

  Hudzaifah ra. berkata : " Seorang laki-laki pernah berkata pada masa Rasulullah saw. yang dengan perkataan itu dia menjadi munafik sampai dia mati. Dan sesungguhnya aku benar-benar mendengarnya dari seorang diantara Anda pada hari ini sepuluh kali."

  Sebagian ulama berkata : " Orang yang paling dekat dari kemunafikan diantara manusia ialah orang mengaku bahwa dirinya bebas dari kemunafikan." Hudzaifah berkata : " Orang-orang munafik pada hari ini, lebih banyak daripada di masa Nabi Muhammad saw. Mereka pada waktu itu menyembunyikan kemunafikannya, sedangkan dewasa ini mereka menampakkannya. Kemunafikan ini jelas bertentangan dengan kebenaran iman dan kesempurnaannya. Sedangkan nafsu adalah sesuatu yang samar. Manusia yang paling jauh dari nafsu adalah orang yang khawatir terhadapnya. Sedangkan orang yang paling dekat dari nafsu adalah orang yang melihat bahwa dirinya bebas dari nafsu."
Datang kesini lagi yah di faikblogshare.com.Terimakasih.^_^
thanks for visits on this blog.^_^

Bloglog

Health Blogs
Health Directory Backlink Lists|Free Backlinks Adult Blog Directory Free Traffic at iWEBTOOL.com Link Exchange Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net ping fast  my blog, website, or RSS feed for Free Ping your blog, website, or RSS feed for Free My Ping in TotalPing.com Health Blogs - Blog Rankings Personal free counters Fight SPAM Antispam Mobile Edition
By Blogger Touch

Visitors