Manusia sering kali melakukan sesuatu atas dasar hawa nafsunya yang
mengakibatkan perbuatan tersebut berdampak negative ditengah-tengah masyarakat.
Untuk menghindari penyesalan diakhir perbuatan yang akan dilakukan, maka
seyogyanya bertanyalah pada hati kecil, baik dan buruknya perbuatan tersebut.
Oleh karena itu setiap manusia dituntut untuk memahami hatinya atau bahasa lain
adalah " Qolbu ".
Pengertian "Qolbu" :
Menurut Syekh Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali al-Husaini al-Jurjaniy
didalam kitabnya
"at-Ta'rifat" : Qolbu adalah sifat lembutnya
Ketuhanan yang terdapat dalam jiwa manusia.
Dalam hadis Rasulullah saw. : Dari Nu'man bin Basyir berkata: saya mendengar
Rasulullah saw. Bersabda:
Artinya: " Ketahuilah,sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal
daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya
apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal
daging tersebut adalah " Qolbu " yaitu hati ". ( Hadis Riwayat
Bukhori ).
Jika kita pahami secara mendalam hadis tersebut, maka hati sangat berperan
dalam kehidupan jiwa manusia, karena hati yang bersih akan melahirkan jiwa yang
bersih dan selalu taat serta tunduk terhadap titah dari Sang Ilahi Rabbi.
Sebaliknya jiwa yang kotor disebabkan karena jiwa tersebut memiliki hati yang
tidak baik dan selalu melanggar aturan yang telah digariskan oleh Allah swt.
Tanda-tanda hati yang kotor atau sakit.
Fitrah manusia adalah suci dan bersih dalam menjalankan perintah
agama,namun terkadang dalam perjalanan kehidupannya, manusia sering lupa dan
lalai serta terjerumus dalam sifat-sifat "syaithoniyah". Untuk
mengenal lebih jauh tanda-tanda hati manusia yang telah kotor atau sakit,
berikut ini salah satu tandanya :
Adanya sifat nifaq ( Munafik ) dalam jiwa manusia, mari kita renungkan
firman Allah swt. Dalam surat al-Baqarah :
وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ
بِمُؤْمِنِينَ .
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا
يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا
يَشْعُرُونَ
.فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ .
Artinya : " Dan diantara manusia ada yang berkata " kami
beriman kepada Allah dan hari akhir ", padahal sesungguhnya mereka itu
bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman,
padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati
mereka ada penyakit ( Nifaq ), lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka
mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta ". ( QS.al-Baqarah :
8-10 )
Jika kita perhatikan ayat-ayat tersebut, maka sifat munafik akan
menjadikan hati manusia bertambah kotor dan rusak, karena pada dasarnya manusia
yang memiliki sifat nifaq akan terlihat diluar dirinya manis akan tetapi dalam
bathinnya dia memiliki sifat-sifat syaithoniyyah, apa saja sifat-sifat
tersebut,
Syekh az-Zamakhsyari dalam kitab tafsirnya "al-Kassyaf ",
menggambarkan hati yang sakit karena sifat nifaq dalam diri manusia adalah
selalu condong untuk berbuat maksiat kepada Allah swt. Sedangkan Syekh Abu
Zahrah dalam kitab tafsirnya "Zahratu at-Tafasir", bahwasanya hati
akan menjadi keras karena sifat nifaq yang selalu menanamkan kedengkian dan
selalu menghinakan orang-orang yang beriman. Penyakit hati tersebut menurut beliau
tidak ada obatnya, na'udzubillah.
Membersihkan hati yang kotor
Ketika manusia sudah mulai malas beribadah kepada Allah swt. Maka
sebaiknya bersegeralah beristighfar untuk mendapatkan ampunan dari Allah swt.
Karena ketika kita membiarkan diri kita jauh dari Allah swt. maka hati sedikit
demi sedikit akan kotor dan jika tidak segera di obati hati tersebut akan
mengeras, sebagaimana di isyaratkan dalam al-Quran surat al-Baqarah :
Artinya : " Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga
hatimu seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu pasti ada
sungai-sungai yang airnya memancar daripadanya. Adapula yang terbelah lalu kaluarlah
mata air daripadanya. Dan adapula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah swt. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan ". (
QS.al-Baqarah : 74 )
Oleh karena itu untuk menghindari kerasnya hati cepatlah kembali kepada
Allah dengan memohon ampunan dari-Nya, sebagaiman Allah perintahkan kepada
orang-orang yang beriman :
Artinya : " Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah
dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus
kesalahan-kesalahan mu dan memasukkan kamu kedalam surga-surga yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman
bersama dengannya, sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan
mereka, sambil mereka berkata, " Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami
cahaya kami dan ampunilah kami, sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu". (QS.at-Tahrim:8)
Syekh al-Hafidz Ibnu katsir dalam kitabnya "Tafsir al-Quran
al-'Adzim", menjelaskan bahwasanya seseorang yang bertobat kepada Allah
Swt, dia sungguh menyesali dosa-dosa yang telah ia lakukan dan tidak akan
mengulanginya lagi.
Perbuatan manusia bersumber dari hatinya, maka ketika hatinya selamat
dari sifat-sifat yang kotor maka perbuatan tersebut akan mencerminkan prilaku yang
islami dan jauh dari maksiat kepada Allah swt.
Maka marilah sama-sama selamatkan hati kita dari sifat-sifat yang dapat
menjerumuskan diri manusia kedalam jurang kehinaan didunia maupun di Akherat
kelak. Karena semua yang kita miliki baik harta benda maupun keturunan kita
tidak dapat menolong diri kita selamat dihari hisab nanti kecuali jiwa tersebut
diiringi dengan hati yang bersih ( Qolbu as-Salim ), sebagaimana diisyaratkan
oleh Allah swt, dalam surat as-Syu'ara :
يَوْمَ
لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Artinya : " Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna.
Kecuali orang-orang yang menghadap Allah swt. dengan hati yang bersih".
(QS.as-Syu'ara: 88-89 )
Maka ketika hati setiap jiwa manusia bersih, prilaku dia akan baik pula.
Ketika prilaku baik akan menghasilkan ketaatan kepada Allah swt. dimanapun dia
berada, dan itulah cita-cita terbesar dalam kehidupan ummat manusia.
Mudah-mudahan Allah swt. selalu membersihkan hati kita dari sifat-sifat
kotor yang dapat menjerumuskan jiwa dan raga kita jauh dari Allah swt. menuju
kepada hati yang bersih dan selamat. Amin Ya Rabbal 'Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar